12 May 2014

Seoul, South Korea Trip - Day 1

Annyeong Haseyo...


Sapaan khas Korea menyambut kedatangan gue dan suami tanggal 22 April 2014 lalu di Incheon Airport, South Korea. Udara saat itu sekitaran 17 derajat celcius, lumayan dingin dan windy. Incheon Airport bersih, rapi dan teratur sekali, jadi gue dan suami sepakat untuk lihat-lihat sebentar isi Incheon. Untuk ukuran bandara International, Incheon terbilang sepi entah karena saat itu lagi low season atau memang saking tertibnya jadi ngga kelihatan ramai :p

Agak ndeso okay, di dalam Incheon ada bioskopnya, cocok banget ni sebenarnya untuk yang dapat flight jam tanggung, jadi ngga usah kemana-mana, nonton film dulu aja. Selesai keliling Incheon yang kebanyakan cosmetic outlet kita langsung ke Starbucks buat ngopi dan beliin titipan teman yang nitip tumbler Starbucks versi Korea, dan ternyata setiap pembelian setiap Starbucks dapat 1 free beverage, dan berhubung gue beli 4 tumbler, yippiiee.. dapat 4 voucher free beverages :D

Abis nge-ndeso liat Incheon yang rapi bersih dan keren itu, kita cari jalan menuju penginapan di daerah Hoeyoen, dari bandara bisa dengan Arex Train, untuk train ada 2 macam, 1 train dengan biaya lebih mahal yaitu 80.000 won dengan perbedaan train ini ngga pakai berhenti, jadi non-stop ke Seoul Station, berhubung gue sama suami liburan nyantai ambil yang train yang 40.000 won, perbedaannya emang berhenti dibeberapa station dulu, tapi sebenarnya perbedaannya hanya 15 menit, well.. untuk sebagian orang 15 menit itu berharga ya hihii.

untuk mencapai ke Hoeyoen atau beberapa daerah lainnya di Seoul, train harus transit dulu di Seoul Station lalu transit naik subway berdasarkan line-line daerah yang mau dituju, dan kita transit ke line hijau yaitu line 2, lalu berhenti di Hoeyoen Station. Dan alhamdulillah penginapan kita dekat banget sama station, butuh jalan sekitar 2 menitan saja walaupun jalannya agak nanjak.

oiya sebagai informasi, kita menginap di JJ Guest Hostel untuk 2 malam pertama, harganya lumayan murah untuk dapat di daerah tengah kota, walaupun agak sempet shock dengan lobby mereka yang berantakan, tapi Alhamdulillah kamarnya cukup nyaman dengan kamar mandi dalam. :D untuk 2 malam private room seharga 70000 won.

Selesai check in dan ganti baju, ngga mau menyia-nyiakan waktu langsung keliling daerah Namdaemun, pertama-tama kita mampir Namdaemun Market. Di Namdaemun Market lebih banyak stall souvenir seperti gantungan kunci, sendok khas Korea, dsb. Berhubung kita berdua belum minat beli oleh-oleh jadi tujuan utama kita ya cari makanan khas Korea, ngga sengaja kita masuk ke dalam lorong yang rame banget kanan kiri ajjuma menjajakan aneka sayuran, dan gue inget gue pernah baca di salah satu blog, bahwa ada tempat makanan khas Korea di Namdaemun Market, dan sepertinya tempat ini yang dimaksud. Gue dan suami diskusi antara mau coba atau ngga karena sebenarnya kita takut masakannya ngga halal, tapi kita berdua penasaran. Sejurus kemudian gue samperin ajjuma dan nanya itu pork atau beef dan alhamdulillah si ajjuma ngga ngerti, jadilah gue pakai bahasa tubuh dengan mengembangkan lubang hidung gue menyerupai piggie, dan alhamdulillah si ajjuma ngerti dan dengan isyarat tangan menyatakan bahwa tidak ada pork. Yesss... duduklah kita dempet-dempetan di stall si ajjuma itu.



Bimbimbab... yummyy.... 5000 won,





Selain nyobain Bimbimbab kita juga cicip-cicip street food mereka, enak-enak sekali. Ada bakpao kacang merah, churros, Gye-ran-bbang (Egg Bread), Cheese Potato Tornado, dan masih banyak lagi (nyam nyam nyam....) untuk harga street food berkisar antara 1000-3000 won.

Di beberapa tourist spot di Korea ada information centre dan eonni-eonni berbaju merah yang dengan baik hati standby di tepi-tepi jalan untuk kasih informasi ke semua turis, informasi sangat lengkap sekali, bahkan per area mereka menyediakan map per daerah itu tersendiri. Waktu di Namdaemun Market kita nanya ke eonni-eonni itu kira-kira attraksi apa yang dekat daerah Namdaemun, dan kita dibekali map yang pas kita liat banyak sekali tempat yang kita bisa kunjungi. Dari beberapa tempat yang kita datengin antara lain:

Seoul Museum of Art, tempat dimana gue jatuh cinta dengan Korean Art, Super Genius. Kebanyakan yang datang untuk lihat-lihat itu couple-couple yang lagi pacaran, seru banget. Kalau di Jakarta pacaranya paling banter nonton, ke mall, makan. Kalo di Korea, bisa ke Museum-museum, lihat pameran art. Pacaran seru dan murah meriah, karena free admission :p



Super Genius, kamu tahu itu apa? itu kumpulan manik manik. Ngga ngerti gimana bisa jadi bolong gitu.


Dari Seoul Museum of Art, kita jalan kaki menyusuri attraksi selanjutnya yaitu:

Deoksu - Gung Palace. Ini istana pertama yang kita kunjungi, Istana yang pertama kali dibangun sebagai tempat tinggal kerajaan pada masa pemerintahan dinasti Joseon. Halaman istananya luas sekali, kanan kiri istana ditumbuhi pohon-pohon yang rindang, ngga jarang terlihat banyak lansia yang mengobrol satu sama lain. Salah satu pemandangan yang paling seneng gue lihat selama di Korea, yaitu orang-orang tua masih banyak yang saling hangout bareng antar sesama, tua bukan berarti harus dirumah aja seperti kebanyakan di Indonesia, disana mereka masih aktif sekali. Oiya untuk masuk istana ini dikenakan biaya 1000 won per orang dewasa. 







Berhubung ini hari pertama, turun pesawat langsung ngiter Seoul, ditambah jalan kaki dari ujung ke ujung dan kami pun kelelahan, akhirnya gue and suami setuju untuk begaul aja ke daerah Anak Gaol Korea :p tak lain dan tak bukan daerah Hongik University yang terkenal tempat nongkrong ABG-ABG Korea yang keren-keren getho dechh.. ahahahhaa..

Hongik University malam itu lumayan padat oleh-oleh anak-anak muda Korea, mungkin bisa dibilang Kemangnya Korea lah ya, dandanan mereka pun keren-keren, yang cewe muka mulus pakai rok mini dan sweater padahal malam itu dingin banget bagi saya kira-kira 16 derajat celcius. Dari pertama datang banyak banget jejeran jajanan yang menggiurkan, tapi belum berasa lapar banget, jadinya kita mampir ke Love Museum yang posisinya satu gedung dengan Tricky Eye Museum. Kita emang ngga mau ke Tricky Eye Museum karena di Jakarta pun ada, jadi mau cobain yang aneh-aneh. Love Museum ini agak mesum ya, tapi berhubung gue kesana sama suami jadi ngga masalah lah ya, hahaha.. untuk masuk ke Love Museum ini dikenakan 8000 won per adult.


can you see what i see? :p






Quite fun walaupun agak geli juga, hihii.. dan sekarang saatnya cari jajanan dan Dinner di Hongik. Jajanan pertama yang gue coba adalah Churros seharga 2000won yang menurut gue enak banget, pas banget makan disaat cuaca dingin, nomnomnom. Berasa kurang kita cari-cari resto halal buat dinner, agak lumayan lama keliling dan akhirnya kita ke Tuk Tuk Chicken. Di Seoul sebagaian warganya suka banget makan Chicken wings and beer, sebenarnya kita pengen sesuatu yang lain tapi cek punya ricek ngga ada yang oke. Tuk Tuk Chicken ini mirip-mirip Bon Chon or Kyo Chon gitu. Untuk 1 whole Chicken 18000won bisa dimakan berdua plus dibungkus buat breakfast besoknya haha. The taste was nice but not too special :)


Love,

Tsy


05 May 2014

Sailing Trip Labuan Bajo - Lombok

(ok.. post ini udah di dalam folder draft gue dari bulan November 2013 lalu.. hihi.. maafkan atas delay ceritanya ya....)

Tepat seminggu yang lalu gue abis balik dari Sailing Trip Labuan Bajo ke Lombok, perjalanan yang sangat ngga bisa dilupain, suka duka tapi lebih banyak sukanya. Awal mutusin mau ikutan Sailing Trip datang bersamaan pas lagi mau rencanain honeymoon, hihi. Awalnya mau mutusin mau leyeh leyeh aja di daerah Nusa Dua (which is disini kita di sponsorin sama sepupu untuk villa disana) atau leyeh leyeh di Ubud. Seketika rencana diubah pas liat dan denger beberapa cerita tentang indahnya Labuan Bajo dan sekitarnya, gue sih awalnya tertarik banget gara-gara liat foto pemandangan di Gili Laba, gila banget indahnya dan saat itu bener-bener bertekad bakal kesana. Dan akhirnya permintaan gue untuk ambil Sailing Trip diamini oleh sang suami yang Alhamdulillahnya sejak sebelum menikah emang travelmate gue banget :D.

Sebelumnya gue emang udah punya tiket pp Bandung-Bali hasil dari hunting-hunting promo Airasia untuk honeyventuremoon kali ni (ya ya.. semua trip abis nikah gue sebutnya honeymoon hahaha), kalo gue sebutin berapa dapet tiketnya pasti beberapa temen pasti bilang "gilak lo Tas bisa dapet segitu?" hahaha.. ya ya gue dapet 24ribu rupiah saja untuk bedua PP tapi ya itu berangkatnya dari Bandung bukan Jakarta, tapi yaudah lah secara cuma segitu sabet aja. hiihihi.

Okay, setelah ngitung-ngitung pengeluaran diputuskan lah beli tiket Bali ke Labuan Bajo dan saat itu dapat seharga Rp 700rb per orang dan dari Lombok ke Jakarta 700ribu juga seorang, lebih murah ketimbang berangkat dari Lombok ke Labuan Bajo karena kalau berangkat dari Lombok ke Labuan Bajo harus beli tiket lagi ke Lombok (karena rencana kita mau pulangnya dari Lombok) dan harga per orang Rp 1,3 an. So kalau ambil berangkat dari Labuan Bajo bisa saving beberapa ratus ribu dan lebih efisien aja.

Untuk operator Sailing Tripnya gue browsing-browsing dan nemu beberapa operator, yang terkenal itu Perama Tour tapi jadwal berangkatnya ngga sesuai dengan jadwal kita, lalu kita coba Kencana Tour udah coba beberapa hubungin contact personnya ternyata jadwalnya juga ngga pas. Udah lumayan bingung karena informasi operator sailing trip ga banyak eh nemu lah 1 blog bule yang lagi honeymoon ke negara asia dan sharing pengalaman Sailing Tripnya dengan Wanua Adventure, langsung email-emailan dan dia kasih contact Wanua Adventure. Melalui pak Yayat (ownernya Wanua Adventure - 081238281414) gue booking untuk 2 orang yang harga tripnya per person itu Rp 1,750,000 dan akhirnya DP dulu dan dilunasi H-3.

Tada.. ini adalah rumah kita untuk 5 hari ke depan :p
Ok, ini tempat kita tidur, jangan panik dulu.... hehe

Long story short. Sesampainya di Flores Labuan Bajo langsung dijemput sama orang dari Wanua Adventure ke pelabuhan yang mana beberapa peserta yang mostly bule udah nungguin kita. Kenalan basa basi dan sebagainya, total 8 orang termasuk gue dan suami. Ines dari Germany, Jenny Wong dan pacarnya Lander from Belgium, Lukas dari Ceko, Vlasto dari Slowakia, dan Cyril dari France. Kesan pertama ngga begitu spesial, masih jaim jaim diem diem haha.

Ok, hari pertama langsung kita menuju Rinca Island  untuk liat Komodo, buat yang mau foto foto di Rinca Island harus bayar Rp 50 ribu lagi per 1 kamera (itu kata tour guide gue) tapi kayaknya ngga diperiksa deh bawa kamera apa ngga. Di Rinca Island ketemu beberapa Komodo, Komodo pertama ketemu di bawah dapur para Ranger , 1 baby Komodo lagi jalan ngelewatin kita, dan 1 Komodo lagi gali gali tanah (katanya dia lagi kamuflase ngelindungin telurnya karena takut di makan sama Komodo lainnya, iya bener Komodo itu canibal bisa makan temennya sendiri.). Trekking di Rinca Island berasa lagi di Afrika, gurun yang dicover dengan Savanah bener bener unreal banget, indahnya walaupun saat itu matahari lagi lucu-lucunya tapi gue sih ngga masalah hihi. 

Kelar visiting Komodo langsung ke Pink Beach buat snorkeling yang according to brochure "The best snorkeling experience ever". Pas sampai disana langit sore udah mulai gelap tapi gue sempetin sama suami buat nyelem, karang-karangnya warna warni sekali, ikan karangnya juga banyak tapi sayangnya gue ngga nemu Penyu disini sedangkan si Vlasto katanya ngeliat Penyu berenang dibawah dia, betenya snorkeling di sini bukan karena tempatnya tapi karena alat snorkeling yang dipinjam dari Wanua ga ada yang beres, sering banget lagi nyelem tiba-tiba keselek pasir atau air laut, itu sangat membahayakan mana gue pas snorkeling disini ngga pakai life jacket alhasil gue ngos-ngosan buat sampe ke tepi pantai. Untuk pas sampai tepi pantai, ngga mengecewakan, pasirnya sebenarnya bukan pink tapi lebih ke merah tapi karena pantulan cahaya terlihat seperti Pink, sayangnya di Pink Beach ngga terlalu lama karena udah mulai malam, dengan susah payah gue berenang untuk sampai ke kapal.

Malam sudah datang dan kita jalan lagi ke salah satu pulau buat menepi dan bermalam, makan malam pertama di atas laut. Di pulau itu bukan kapal kita aja yang berenti tapi ada beberapa kapal Sailing Trip juga yang menepi disitu, malam itu jadi malam perkenalan antara kita dan bule bule, turned out really fun and exciting, saling mencoba mengenal satu sama lain lebih mendalam (ceileee hehehe). Cyril yang dari France itu seorang nomaden yang kemana-mana selalu bawa sepedanya dia, sebelum di Indonesia dia udah 9 tahun di Thailand, pas gue tanya setelah ikut trip ini dia mau kemana, jawabannya malah dia belom tau mau kemana tergantung katanya hahaha bener-bener traveler sejati ya.

Malam pertama di kapal masih ngga berasa dan masih bisa tidur nyenyak secara kapalnya menepi. Sebelum gue cerita duka nya dari perjalanan ini gue mau cerita tentang perjalanan hari kedua kita yaitu kita menuju ke  Komodo National Park di Pulau Komodo, seperti biasa ditanya dulu mau track yang panjang, medium atau pendek. Dari info yang gue baca di blog blog kebanyakan pada ga nemu Komodo di sini, jadi gue sama suami mutusin untuk ambil yang medium sedangkan para bule-bule ambil yang long track. Dan bener emang ngga ada Komodo di dalam hutan malah ketemunya Rusa ama Musang (beserta poo nya yang menghasilkan Kopi Luwak itu).

Pemandangan di Pulau Komodo juga sama kerennya, ga berenti nyebut Subhanallah mulu karena berasa kayak ga nyata ada pemandangan sebagus ini di Indonesia. You guys should come to Flores for sure. Udah agak bete karena ngga nemu Komodo akhirnya ketemu juga pas di tempat pulang (tau gitu ngga usah pake trekking deh haha) banyak banget ternyata di gerbang pulang, dan dengan memberanikan diri pose sama salah satu Komodo gede banget dengan arahan dari guide kita pak Latif hihi.

The Monster.. so lucky
Perjalanan selanjutnya yaitu menuju Manta Point buat snorkeling dan mencoba peruntungan bisa lihat Manta. Di Manta Point underwaternya bagus banget, ikan karangnya banyak dan karangnya warna warni, sama bagusnya waktu snorkeling di Pink Beach, lumayan lama menghabiskan waktu di Manta Point ini karena ga bosen buat menjelajah ke lautnya. Kelar dari Manta Point langsung menuju ke Gili Laba (yeay... ini tempat yang gw tunggu tunggu) pas dari Jakarta gue udah bercita-cita bakal yoga headstand sesampainya gue di puncak Gili Laba, tapi sayang beribu sayang pas nyampe Gili Laba tour guide gue agak nyebelin, dia ngga mau nganterin sampe ke puncak alasannya jalanannya licin karena abis hujan. Gue bilang ama suami gue kalo gue kekeuh tetep mau naek ke atas karena udah jauh-jauh ke sini, alhasil di anterlah gue sama suami gue ke atas dan lumayan ngeri pas ngelewatin savannah itu karena indah diliat dari jauh tapi ternyata pas di lewatin lumayan serem. Gue takut ada Ular!! hihihi.. suka parno gitu pas ngelewatin rumput rumput kering berwarna coklat itu imajinasi gue udah aneh-aneh. Tapi dalem hati gue harus tetep naek, pelan pelan tapi pasti hihi. Ternyata memang agak curam dan karena kita cuma dikasi waktu ga banyak gue sama suami sepakat buat sampe tengah aja (ngga nyampe puncak) hiksssss... sedih, tapi pemandangannya ngga kalah kerennya dari yang puncak. Subhanallah. Bagus banget... 

View from halfway to the top of Gili Laba
View of Gili Laba from the boat
Puas ngerekam pemandangan di memori otak gue dan jeprat jepret di kamera Hp gue, kita pun turun dari Gili Laba. Sudah ditunggu sama temen-temen yang lain dan sudah siap untuk makan siang. Itu makan siang terbaik yang pernah gue rasain. Menu makanannya biasa aja tapi dimananya itu yang luar biasa hihi. Perjalanan dilanjutin langsung ke Pulau Moyo yang akan makan waktu 16 jaman. Nah cerita dukanya started dari sini, abis makan siang di Gili Laba kita semua tidur siang sebentar di deck kapal karena info dari tour guide cuma sebentar perjalanannya, dan ombak saat itu bener-bener lagi gede-gedenya. Tiduran di dek kapal udah ke kanan kiri yang kalau angkat badan mualnya bukan main, alhasil gue bener-bener tidur mematung merem aja biar ngga enek padahal backpack udah ke kanan ke kiri, gue udah pasrah. Gue merem sampe kira-kira jam 6 sore, dibangunin suami untuk makan malam (gimana mau makan kalo gue pusing dalam hati gue). Tapi gue tetep paksain, gue ngga mau sakit. Pas gue turun dari dek gue ngeliat temen-temen bule mukanya udah pada ngga enak. Tapi mereka tetep maksain buat makan, cuma si Ines dari Germany aja yang kayaknya makannya masih lahap aja. Ok saat itu gue ngga bisa makan akhirnya gue cuma makan telur aja tanpa nasi itupun susah payah banget. 

Lunch timeee...
Semakin malam ombak dan angin semakin besar, semua duduk di tempat masing-masing tanpa bisa angkat badan karena kalau angkat takutnya kecebur ke laut. Gue pelukan aja sama suami gue, gue udah mual tapi gue tahan sebisa mungkin supaya ngga jackpot. Rough night. Temen-temen bule gue udah pada diam seribu bahasa, mungkin sama pasrahnya sama gue, we were all think that we are going to die.. Yang gue inget saat itu keluarga dan temen temen gue di Jakarta, dan terbesit di otak gue. GUE MAU PULANG. Tapi lagi-lagi gue ngebayangin indahnya pantai Moyo  yang bakal gue datengin besok bikin gue semangat lagi. Pelan-pelan gue sama suami gue mau ke atas dek, niat hati mau coba ditidurin aja supaya ngga enek. Tapi ombak makin gede, dan gue akhirnya pun ngga kuat tahan mual dan terjadilah. huhuhuu. Langsung gue minum Tolak Angin dan 2 Antimo sekaligus berdua suami. Tekad kita bedua malam itu : kita harus bisa nyampe atas dek untuk tidur. Dengan susah payah kita nyampe atas, langsung tiduran merem dan ga lama kemudian Antimo bekerja. Terlelaplah kita berdua.

Ngga kerasa udah pagi aja, disapa sama si Vlasto "Smiling again after last night?" gue nyengir aja, untung aja Indonesia punya Antimo hahaha jadi bisa tidur lelaaapppp :p

Dan hari itu sudah hari ketiga dan artinya sudah 2 hari pula kita ngga mandi ( gue sih mandi... tapi pake tissue basah hehe), we all were looking forward to go to Moyo Island to take shower. Sampai di Moyo Island kira-kira siang, kesan pertama pas sampe "wuihh.. kaya amazon" ada sungai yang airnya bersumber dari Air Terjun yang kita akan datengin, kecipak kecipuk di sungai itu buat bersihin kaki dari pasir-pasir, foto-foto dan sebagainya yang tanpa kita sadari ternyata di situ ada 1 ular panjang.. iiiiiiiiiiiii (gue takut banget sama ular!!) dan gue yakin pasti di dalam hutan ini masih banyak lagi ular. Tapi lagi-lagi karena gue pengen banget mandi air tawar gue tetep bulat tekad buat ngelewatin hutan itu untuk mencapai Air Terjun yang katanya pernah di datengin Lady Diana ini. Okay baru beberapa menit si Vlasto nyeletuk "Guys.. look at that.. there's green snake fell of the tree" Gilak,, gue merinding langsung gue pegangan tangan suami gue dan gue minta dia tetep pegang pundak gue (gue gatau apa ngaruhnya sebenernya. haha).  Suami gue cuma bilang jangan lihat kanan kiri tapi lihat ke jalan depan aja daripada gue ngeliat ular lagi. hiiiiiiiiiiiiiiii


Indonesian Amazon, haha (ini dalamnya Pulau Moyo)
Kira-kira it took half an hour untuk akhirnya sampai di Air Terjun itu, pas nyampe gue udah kayak orang udik, pengen cepet cepet maen aer, kecipak kecipuk semua temen-temen pada mandi, shampooan, pokoknya mandi sampe puas. Kira-kira kita main air sekita sejaman lalu kita kembali ke kapal untuk ngelanjutin perjalanan ke Lombok Barat sebagai tempat berlabuhnya kapal.

Beautiful Indonesia

Trip yang kita ambil sebenarnya berakhir di salah satu Gilis (bisa pilih mau berenti dimana) tapi karena ombak lagi besar sekali, kapten kapal menyarankan untuk berlabuh di Lombok Barat, sempat ada ketegangan antara si bule-bule itu dengan tour guide, karena mereka kekeuh maunya stop di Gili, berhubung gue dan suami satu-satunya orang lokal di kapal itu jadi berusaha untuk menengahi antara mereka, dan setelah berfikir lebih baik kita stop di Lombok Barat dengan syarat transportasi dari Lombok Barat ke Gili menjadi beban pihak operator, akhirnya pihak operator setuju dan jadilah kita berakhir di Lombok Barat.

Dari Lombok Barat kita dijemput dengan mobil ala kadarnya, haha.. mini bus yang sudah usang, lucu liat para bule itu bingung kita naik mobil apa, mereka menyebutnya mobil Flinstone :)) tapi tetep seru malah kita bisa lihat kehidupan sehari-hari penduduk lokal Lombok yang mayoritas adalah muslim.

Kurang lebih 2 jam perjalanan dari Lombok Barat menuju pelabuhan ke Gili yang artinya berakhir pula trip bareng temen temen bule itu, tapi ntah karena ngerasa sreg dan memang kita ditakdirkan trip bareng, kita semua ngga mau pisah dan maunya tetep barengan pas di Gili Trawangan, wah.. so happy. Dan sesampainya di Gili Trawangan langsung cari villa, dan setuju untuk menginap di Windy Beach Villa dengan harga permalamnya hanya Rp 500.000 saja langsung view pantai yang amat sangat cantik.
Our bungalow at Windy Beach Villa

too bad... gue dan suami cuma bisa sehari semalam di Gili Trawangan, dan janji akan balik lagi untuk explore Gili (Diving, Snorkerling, dan lain lain).

Here we are having dinner together :)

Sampai sekarang kita masih keep in touch via facebook, gue dan suami juga punya resolusi untuk mengunjungi mereka satu-satu. Amiennnnn


Love,

Tsy